Ini ada diskusi menarik, izinkan saya pindah ke halaman depan biar bisa terbaca oleh yang mungkin juga memiliki permasalahan yang sama.
>>>
Wa’alaikum Sa’lam WR WB !!!
Berkaitan dengan kritikan dan masukan, maka kami atas nama beberapa PTS di Kopertis Wilayah XII Maluku, Malut, Papua & Papua Barat ingin menyampaikan beberapa hal, diantaranya :
1. Sebagaimana kita ketahui bahwa di Indonesia saat ini marak dgn istilah kata MAFIA (Mafia Hukum, Mafia Pajak, dll)dalam dunia pendidikan tinggi khusus di Kopertis 12 ada juga PARA MAFIA yg kami sebut dengan MAFIA PTS (salah satu Pegawai Kopertis dgn inisial JP), yang sering menjadi perantara atas komunikasi PTS dgn KOPERTIS 12, misalnya :
a. Menjadi calo pada urusan pendirian PTS Baru dilingkungan kopertis 12 (bahkan diminta imbalan gak tanggung2) !!!
b. Menjadi penentu atas lolos atau tidaknya usulan penelitian dosen (penelitian dosen muda). ini sangat tergantung dari berapa besar MAFIA tsb mendapat prosentase uang, istilahnya uang rokok, pulsa, dll….uang rokok dan pulsa apa yg sampai jutaan bahkan puluhan juta Rp).
c. Menjadi perantara bagi penyelesaian masalah yg berkaitan dengan pelaporan data EPSBED, baik itu masalah dgn mahasiswa maupun dosennya atas laporan operator.
PERTANYAAN KAMI :
1. APAKAH TUGAS sbg PERANTARA (MAFIA) ITU juga menjadi TUGAS POKOK PEGAWAI KOPERTIS (JP) ?
2. Apakah selama ini, ada gangguan komunikasi antara pimpinan PTS dgn Kopertis 12 ?
3. Idealnya, kami harus melapor kemana jika ada permasalahan dgn PTS kami ? (ini tdk jelas)
UNTUK ITU KAMI MOHON DENGAN SANGAT DARI :
1. Bapak Menteri, Bapak DIRJEN DIKTI serta Bapak Koordinator Kopertis Wilayah 12 agar MENEGUR dan atau MENINDAK dengan SANGAT TEGAS PEGAWAI KOPERTIS yg berinisial JP atas setiap tindakan yg ia lakukan selama ini. Rata-rata tanpa kami sadari, kami sdh mengalami kerugian yg TERLALU BANYAK/BESAR. padahal urusan ybs untuk membantu kami tdk jelas akhirnya !!!
2. Mohon uraian tugas yg jelas pada setiap bagian/sub bagian di kopertis, bila perlu sosialisasi kepada kami agar kami juga bisa tahu bhw jika ada masalah, siapa yg harus kami hubungi !!! minimal punya SATU CONTACT PERSON !!!!
TERIMA KASIH ATAS RESPON DAN JAWABAN ATAS MASUKAN INI !!!
Wassalam !!!
>>>
Tanggapan:
Walaikumsalam Wr. Wb.
Terima kasih banyak atas pertanyaan, masukan dan kritikan yang disampaikan ke kami.
>>>
Buah yang tumbuh di satu pohon tak bisa sama manisnya, saudara kandung aja bisa berbeda watak apalagi manusia yang dihimpun dalam satu organisasi tentu berbagai macam tingkah laku akan kelihatan. Seandainya ada staf Kopertis salah memang harus ditegur dan diluruskan namun PTS-PTS juga perlu introspeksi kenapa membiarkan keadaan ini berlanjut terus? Adakah usaha menjalin komunikasi dengan Kopertis sendiri ? Mafia PTS bisa lahir juga akibat perbuatan sekelompok PTS yang senang memuluskan/menghalalkan segala urusan dengan salam tempel/daki dunia. Seandainya budaya ini dibiarkan berlanjut, hilang satu Mafia akan segera lahir Mafia baru.
>>>
Pak Bahar menyampaikan beberapa tingkah laku JP (maaf saya tak kenal ybs, jadi tak bermaksud membela cuma coba melihat permasalahan dari sudut orang yang berada di luar lingkaran Kopertis)
a) Untuk buka PTS baru sebelumnya adalah wewenang Direktorat Akademik (sejak Januari 2011 namanya sudah diobah menjadi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan), sekarang wewenang pendirian PT dan Prodi baru sudah dialihkan ke Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama. Segala persyaratan sudah dijelaskan dalam SK 234 dan SK 108, dan prodibaru-online. Bahkan sekarang sudah diatur waktu layanan (setiap Senin dan Selasa, mulai jam 10:00 s/d 14:00) untuk menerima masyarakat yang berniat buka PT dan Prodi baru, perubahan bentuk PT, penegeriaan PT dan alih status PT dsb. Ini linknya:
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1951:waktu-pelayanan-masyarakat&catid=68:berita-pengumuman&Itemid=160
Jadi sama sekali tak perlu pakai calo. Dalam hal JP seandainya PTS meminta dia urus ke Jakarta ya jelas harus diberi uang perjalanan, dan untuk buka PT baru harus setor sejumlah uang ke Dikti sebagai jaminan kelangsungan PT baru tsb. Bila setelah SELESAI urusan PTS merasa senang sehingga ybs dijamu makan juga tak salah. Agama kita melarang kita berburuk sangka, kalo ybs menerima sejumlah uang dari PTS tanpa kita mengetahui kegunaannya tak bisa langsung cap ini merupakan transaksi haram (korupsi).
b) Menentukan lolos tidak calon pengusul hibah penelitian muda itu pakai tim dan kepala tim adalah Bapak Koordinator Kopertis, jadi kalo tak jujur berarti semua tim tak jujur. Kalo ada bukti kuat silakan lapor ke pusat u.p. Dirjen Dikti. Namun jika tak ada bukti jangan dicoba karena bisa balik diadukan dengan pasal pencemaran nama baik, lumayan berat hukumannya belum lagi dicatat yang di atas karena buruk sangka dan fitnah merupakan dosa besar yang bisa mengurangi pahala yang sudah susah payah dihimpun di tempat persinggahan sementara ini.
c) Sebenarnya kalo ybs sanggup mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang muncul antara PTS dengan Dosen atau mahasiswa terkait laporan Epsbed cukup hebat, karena itu harus disetujui team Epsbed. Team yang sekarang saya tak kenal, kalo team sebelumnya seperti Pak Wartono dan GTS adalah type manusia idealis yang sejauh ini belum ada bukti mereka bisa dibeli.
>>>
Selanjutnya saya coba tanggapi pertanyaan Pak Bahar, mohon maaf bila tak berkenan:
1) Saya tak kenal JP jadi tak bisa analisa apakah ybs ini membantu PTS atau bertindak sebagai Mafia, seandainya tergolong membantu PTS maka jelas merupakan tugas pokoknya.
2) Apakah Pak Bahar dan pengelola PTS di wilayah kopertis XII sudah coba mengadakan komunikasi dengan Pak Koordinator ? dan mengalami hambatan ? maka pertanyaan no 2 seharusnya Pak Bahar yang menjawab.
3) Kalo ada permasalahan di PTS, yang bersifat intern harus selesaikan sendiri karena Kopertis dan Dikti tidak bisa mencampuri yang termasuk otonomi kampus. Kalo terkait kebijakan pusat/kopertis bila ada kendala silakan sampaikan permasalahan melalui SURAT RESMI ke Pak Koordinator ( antar langsung/minta tanda terima seandainya staf yang terima atau via pos kilat khusus/simpan bukti pengiriman). Seandainya dalam waktu satu bulan tak dapat tanggapan silakan teruskan pengaduan ke pusat melalui SURAT RESMI ke:
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Alamat : Gedung D lt.10 . Jln. Raya Jend Sudirman Pintu I, Senayan Jakarta 10270 Telp : (021) 57946105. Seandainya pengaduan ada kaitan dengan tuduhan terhadap perbuatan seseorang harus lampirkan bukti otentik. Dan ingat SURAT RESMI harus mencantumkan identitas penulis, nama dan alamat jelas PTS . Karena Instansi Pemerintah tidak melayani SURAT KALENG, namun SURAT RESMI wajib ditanggapi.
>>>
Mengenai uraian tugas pada setiap bagian/sub bagian Kopertis, itu sudah ada dilengkapi Dik Admin di web Kopertis 12, silakan baca di menu horizontal no 3 dari kiri, klik submenu Organisasi akan tampil.
>>>
Sekian penjelasan saya, terima kasih telah menghubungi kami dan mohon maaf bila kurang jelas surat ini maklum diketik pada saat di depan meja sudah bertumpuk berbagai laporan bulanan kantor yang harus saya periksa.
Wassalam, Fitri
2 Comments
Leave a reply
You must be logged in to post a comment.
tolong pak tinjau apakah fakultas kedokteran itu bisa menerima mahasiswa 51 orang??uang saya udah masuk 50 juta .tolong pak supaya dipulang oleh kampus ambaradul itu ,jenni bukan nompang duduk disitu .dimana kebijakan rektor pak
Submitted on 2011/04/10 at 3:02 pm
apakah difakultas kedokteran itu bisa memakai dosen yang sudah berumur 67 tahun keatas alias non produktif .bayangkan pak uang kuliah 20 juta ,pembangunan 55juta yang begitu besar digunakan kemana bila tidak mencari dosen2 yang berbobot alias masih produktif ,jadi pak bila memberi hibah pada kampus cermat melihat kampus yang memang penuh kejujuran dalam menggunakan uang untuk peningkatan mutu pendidikan.biasanya pak kampus kedokteran awal2nya ckap/janji manis didepan public tapi kenyataan diujung2nya nol.mengapa kampus yang benar2 berbobot spti stmik mikroskil@ibbi yang benar 2 digunakan untuk kemajuan peningkatan mutu sesuai kebutuhan mahasiswa.yang lengkap .mengapa kampus yang dkepalai rektor yang bijaksana tanpa janji palsu bapak tak berikan hibah yang besar tapi mengapa pihak DIKTI .lihat lah pak nomensen medan semua perlengkapan zaman purba dipakai alias udah usang /lama msanya.padahal kampus ini swasta dengan uang kuliah termahal universitas.APAKAH KAMPUS HKBP NOMENSEN PANTAS DIBERIKAN HIBAH ???mengapa dikti memberikan hibah pada kampus yang tak berbobot.baik dari dosen maupun rektor.ini fakta /fiktif bapak lansung kelokasi dengan tegas jangan lembek2 .karena jiwa bataktoba yang penuh akal harus ditegasin dengan crmat.thx
Dear Jennidame,
Selamat jumpa di Web Kopertis 12 yang berlokasi di Papua, wah cukup jauh kunjungan adik ke web kami, dari PTS yang berada di wilayah Kopertis I Medan. No problem, kami tetap welcome, saya juga sering main ke web Kopertis 3, 4, 5, 6 dan 7. Bagi kami Kopertis I-XII adalah satu keluarga besar yang harus saling dukung.
>>>
Tenang Dik, kita lihat apa yang salah?
Persyaratan pembukaan prodi baru termasuk Program Pendidikan Kedokteran masih tetap berlandasan pada:
1) Kepmendiknas No. 234/U/2000 tentang pendirian perguruan tinggi
2) SK Dirjen Dikti NO. 108/DIKTI/2001 tentang pembukaan prodi baru
3) SE No. 2920/D/T/2007 tentang penetapan daya tampung mahasiswa baru
4) Pedoman Perpanjangan Prodi tahun 2010 di web evaluasi.dikti
5) SE Dirak No. 1844/D2.2/2010 tentang mekanisme pembukaan prodi baru
6) Tata cara mengikuti prosedur di web prodi baru online
>>>
Program Pendidikan Kedokteran HKBP Nommensen dengan kode PT 011002 dan kode prodi 11201 didirikan pada tgl 11 Juli 2008 dengan SK no 2133/D/T/2008 memiliki mahasiswa sebanyak 50 orang dengan NIM mulai dari no. 09000001 a.n.Eko Firston Ys sampai no. 09000050 a.n.Nency Megasari Sagala, memiliki Dosen tetap sebanyak 28 orang. Izin memang sudah jatuh tempo namun mengingat saat ini merupakan masa pengalihan program, banyak PT yang mengalami kendala dalam pengusulan perpanjangan izin jadi masih bisa dimaklumi dan dimaafkan. Berhubung ijin perpanjangan prodi belum dapat otomatis akreditasi Ban-PT juga tak bisa terlaksana. Untuk melihat keadaan suatu PT bukan hanya jumlah mahasiswa yang dilihat, jumlah mahasiswa hanya salah satu dari sekian banyak persyaratan, yang terpenting adalah PT harus memiliki ijin penyelenggaraan yang masa lakunya masih hidup dan memiliki SK akreditasi BAN-PT. Kita juga harus memaklumi di lingkungan Dikti terdapat 3.200an PT dan 16.300an prodi yang sebagian besar sedang di kondisi sk operasional dan/atau sk akredisi Ban-PT sudah habis masa, lagi ramai-ramai mengajukan proses perpanjangan sementara asesor lapangan jumlahnya terbatas, jadi bisa aja terjadi masa vakum ijin.
>>>
Kalo kita perhatikan ke 6 ketentuan di atas ( program pendidikan kedokteran Nommenson didirikan tahun 2008 jadi tak perlu ikuti ketentuan no.6) dalam hal penerimaan mahasiswa baru tak ada pelanggaran yang terjadi. Minimal 30 mahasiwa terpenuhi, nisba dosen tetap menurut sk 108 untuk bidang IPA 1:20 terpenuhi, apalagi tahun 2010 ketentuan ini sudah dinaikkan jadi 1:30 untuk IPA. Kualifikasi dosen juga lebih dari cukup ( 6 dosen tetap untuk 1 prodi, untuk perpanjangan minimal 2 di antaranya bergelar S2). Nommensen dengan jumlah prodi mencapai 36 dan jumlah mahasiswa 7.000an ( di web evaluasi.dikti ada kesalahan mencantumkan jumlah mahasiswanya sebanyak 1.070 orang sudah salah input !)sejauh ini masih ok dik. Kalopun mahasiswa di atas 50 juga ok dengan kondisi nisba dosen yang cukup memadai.
>>>
Tentang usia dosen sudah di atas 67 tahun, kalo masih sanggup dan pengalaman bernilai dari dosen ybs masih dibutuhkan mahasiswa/genarasi muda yang hijau pengalaman adalah kewajaran. Batas usia pensiun untuk dosen di PTN 65 tahun namun bagi yang bergelar GB bisa diperpanjang sampai usia 75 tahun di PTN tersebut. Setelah mereka pensiun boleh diangkat sebagai dosen tetap di PTS, sebelum pensium mereka boleh ngajar sebagi dosen honor atau dosen Luar Biasa di PTS. Kita juga tak etis mencap usia 67 tahun sudah tidak produktif, saya memiliki 2 atasan (pemilik usaha) di kantor, usia mereka sudah 73 tahun dan 76 tahun namun daya tanggap, ingatan dan kemampuan analisa dan mengambill keputusan masih menakjubkan lho. Dan kita juga harus menghargai dan menghormati para senior kita, kita kan turut menikmati apa yang sudah mereka rintis sebelum kita.
>>>
Tentang PHK-I Dikti ada team penilai yang terdiri dari para asesor yang beberapa diantaranya saya perhatikan cukup bagus. Nommensen bisa keluar sebagai pemenang tentu ada kelebihanya. STMIK Mikroskil dan IBBI bisa aja tak mengusulkan ataupun mengusulkan namun tak memenuhi persyaratan, banyak faktor yang harus dinilai. Mikroskil dan IBBI cukup favorit di kalangan warga keturunan kota Medan karena lokasi mereka yang berbentuk ruko terletak di pemukiman masyarakat China dan marketing dari mereka cukup bagus. Namun dari segi SDM, jumlah mahasiswa, lokasi dan fasilitas sepintas lalu masih belum bisa mengimbangi Nommensen. Nommensen di tahun 1970-80an merupakan PTS yang diserbu lulusan SMA, belakangan agak terpuruk setelah sering terjadi kerusuhan antara mahasiswa yang demo dengan pihak sekolah. Nommensen berdiri tgl 05 Jan 1952, STIMIK Mikroskil berdiri 08 April 1992, STMIK IBBI berdiri tahun 05 Sept 2003. Bisa aja faktor merupakan PTS yang cukup tua yang layak dipertahankan menjadi SALAH SATU poin menangkan hibah.
>>>
Saya harap adik bisa tenangkan diri, jangan terus mendesak dan mencap rektor dan dosen tak berbobot, bukankah adik yang memilih kampus tersebut? dan ingat sistem kuliah berbeda dengan cara ngajar belajar di SMA. Sebagai mahasiswa kita yang mesti mengisi diri dengan berbagai fasilitas yang sudah tersedia, dosen hanya mengarahkan, kita yang mesti rajin baca, menulis dan meneliti. Tahu nggak di tahun 1970an banyak warga keturunan yang tak bisa masuk kedokteran USU dan UISU, mereka daftar ke kedokteran UMI yang saat itu statusnya baru terdaftar. Itu merupakan satu-satunya pilihan, berkat kemauan dan usaha keras mereka sudah membuahkan hasil. Coba datang ke Rumah Sakit Deli di Jln Merbabu, Direktur Utamanya dr. Lie, Direktur Keuangan dr. Linda Widjaya dan para dokter di sana mayoritas merupakan lulusan kedokteran UMI angkatan 1970an, sekarang usia mereka sudah berkepala 50 namun masih sangat produktif, rumah sakit swasta yang dipercayakan ke mereka terkelola baik dengan jumlah pasien yang menanjak terus, yang hebat rata-rata mereka ini berotak bisnis sampai memiliki usaha di luar bidang kedokteran. Saya rasa rektor dan dosen mereka dulu juga tak bekali mereka dengan pengetahuan wirausaha, semua itu adalah hasil belajar dikombinasi dengan pengalaman lapangan. Untuk itu dik mari mengikuti langkah mereka, maju dan belajar terus, dari pada habis tenaga untuk bertengkar dengan Rektor atau dosen lebih baik konsentrasi belajar, kalopun ada hal yang tak beres di kampus coba datangi secara baik-baik ajak diskusi dengan cara yang sopan, bila tak selesai baru sampaikan ke Kopertis I atau Dikti.
>>>
Ada 4 email adik yang saya terima di web, karena isinya hampir sama saya padatkan jadi satu agar pembaca lainnya tak terganggu. Dan harap ke depan kalo kita tak puas terhadap seseorang janganlah sukunya dibawa-bawa, kalo masalah watak penuh akal licik kan tidak dimonopoli suku Batak aja , saya rasa Gayu, Malinda dll kan bukan dari suku Batak kan ? Saya tiap Sabtu belanja ke Pasar, para pedagang sayur dan buah-buahan rata-rata sangat baik dan selalu limpahkan kasih sayang kepadaku (dulu saya tiap pagi ke pasar, sejak kesehatan terganggu jadi seminggu sekali saja). Saya sangat appreciate kerajinan, kejujuran dan kebaikan mereka, para teman/saudara suku Batak yang saya kenal baik di Pasar Pagi.
>>>
Saya akhir sampai sini, semoga adik selalu lancar, ontime berhasil dalam studi dan memperoleh yang dicita-citakan dalam kehidupan.
Salam, Fitri